1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang
berkualitas bagi ibu dan anak,
2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular serta penyehatan lingkungan,
3.
Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga
kesehatan yang merata,
5. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan,
jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan,
serta daya saing produk dalam negeri, dan
6.
Peningkatan Akses Pelayanan KB Berkualitas yang
Merata.
Kesehatan gigi dan mulut
mendukung percepatan Isue Pembangunan Kesehatan
1.
Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang
berkualitas bagi ibu dan anak
- Mendorong kesetaraan gender dan
pemberdayaan perempuan : ibu perlu tahu kebersihan gigi dan mulut yang
mendasar, serta makanan sehat dan bergizi bagi anak.
- Mengurangi angka kematian anak :
infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi berbahaya dapat mengakibatkan
kematian. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui program:
UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat).
- Memperbaiki kesehatan ibu hamil
: kesehatan mulut ibu hamil buruk berefek terhadap kelahiran dan berat
badan bayi, selain kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.
- Penyuluhan dan pemberian
informasi kepada ibu dapat dilakukan dalam kegiatan Posyandu rutin yang
ada di masyarakat.
- Pemeriksaan gigi bagi balita
yang bertujuan agar gigi susu yang sudah tumbuh tidak terserang karies
(gigi berlubang) sehingga tidak mengganggu pola makan dan zat gizi yang
masuk bersama makanan dapat terserap dengan baik.
2.
Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak
menular serta penyehatan lingkungan.
- Memberantas HIV/AIDS, malaria,
dan penyakit lainnya. Terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan
gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi
indikator dini terjadinya infeksi.
- Meyakinkan keberlangsungan
lingkungan hidup : penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan
penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif, serta
pembuangan limbah medis yang aman.
- Gigi berlubang merupakan salah
satu dari penyakit yang tidak menular, namun dapat berkembang apabila
tidak dikendalikan sehingga dapat mengganggu seseorang yang menderitanya,
oleh karena itu dengan memperhatikan keadaan kesehatan gigi dan mulut
dapat mengendalikan penyakit tidak menular. Gigi berlubang dapat
dikendalikan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan minimal 6 bulan
sekali.
3.
Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga
kesehatan yang merata.
- Mengadakan pelatihan bagi
tenaga kesehatan yang berada jauh dari kota dan mendaya gunakan kader
kesehatan yang ada di setiap desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan
di desa.
- Perawat gigi diharuskan memiliki
kompetensi yang mumpuni dan bekerja sesuai dengan kode etik dan undang –
undang kesehatan. Jumlah dokter di Indonesia saat ini sebenarnya
sudah mencukupi. Perbandingannya 1:2500, artinya satu orang dokter mampu
melayani minimal 2.500 pasien. Akan tetapi, permasalahannya adalah jumlah
dokter di Indonesia belum merata. Jumlah dokter di kota besar dan di
daerah tidak seimbang. Begitu juga dengan perawat gigi, belum semua
puskesmas mempunyai perawat gigi atau hanya mempunyai 1 perawat gigi yang
mana kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigi semakin banyak.
Sesuai dengan permasalahan tersebut Sebagai Sarjana
Sains Terapan Keperawatan Gigi, UKGS Inovatis adalah salah satu cara untuk
membantu pembangunan kesehatan. UKGS Inovatif adalah suatu komponen Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) yangmerupakan suatu paket pelayanan asuhan sistematik
dan ditujukan bagi semuamurid sekolah dasar dalam bentuk paket promotif,
promotif-preventif dan paket optimal. Upaya promotif dan promotif-preventif
paling efektif dilakukan pada anak sekolah dasar karena upaya peningkatan
kesehatan harus sedini mungkin dandilakukan secara terus menerus agar menjadi
kebiasaan.
UKGS Inovatif diperlukan karena penyakit gigi dan
mulut sangat mempengaruhi derajat kesehatan, proses tumbuh kembang, bahkan masa
depan anak. Anak-anak menjadi rawan kekurangan gizi karena rasa sakit pada gigi
dan mulut menurunkan selera makan mereka. Kemampuan belajar anak pun akan
menurun sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar. Tingginya angka
karies gigi dan rendahnya status kebersihan mulut merupakan permasalahan
kesehatan gigi dan mulut yang sering dijumpai pada kelompok usia anak dasar.
Untuk pemerataan tenaga kesehatan, UKGS Inovatif juga sangat diperlukan dan
diharapkan ada pada setiap sekolah di Indonesia.
Program UKGS Inovatif
- Pemeriksaan & deteksi dini
kejadian karies
- Penyuluhan tentang kesehatan
gigi
- Deteksi faktor risiko karies
gigi menggunakan aplikasi Donut Irene
- Gosok gigi massal/bersama-sama
- Deteksi plak setelah menggosok
gigi
- Pembersihan karang gigi yang
memerlukan
- Penambalan dengan fissure
sealant/ART
- Surface protection
- Terapi Remineralisasi
- Proteksi eksternal dengan
aplikasi mineral/fluoride
- Pencabutan gigi susu yang sudah
goyang
- Produk-produk lain yang
ditambahkan adalah hadiah bagi yang bebas karies.
4.
Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
Konsep
Pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi 3 (tiga) struktur
layanan, yaitu pelayanan primer, pelayanan sekunder dan pelayanan tersier.
Pelayanan kedokteran gigi berperan pada struktur layanan primer dan sekunder
(Dewanto dan Lestari, 2014). Pelayanan primer yang diberikan oleh dokter gigi
berupa pelayanan paripurna untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut
peserta 3 binaannya (BPJS Kesehatan, 2014a). Pelayanan primer ini menitik
beratkan pada upaya pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas hidup
selain juga pengobatan dan pemulihan. Pelayanan kesehatan sekunder merupakan
rujukan pada fasilitas kesehatan lanjutan dari pelayanan primer di fasilitas
kesehatan tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2014b).
Berlakunya
Jaminan Kesehatan Nasional mulai tanggal 1 Januari 2014 menjadi tantangan bagi
praktisi kesehatan temasuk Dokter Gigi, karena diharapkan pelayanan kesehatan
menjadi lebih baik, terstruktur serta terkendalinya mutu dan biaya. Dokter gigi
sebagai salah satu penyedia layanan jasa kesehatan dalam JKN harus
mempersiapkan diri agar pelayanan kesehatan terutama pelayanan primer dapat
dirasakan manfaatnya. Perubahan mekanisme pelayanan JKN khususnya di bidang
kedokteran gigi, harus diiringi penyesuaian diri dokter gigi berdasarkan
kriteria pelayanan jasa kesehatan yang ditetapkan dalam Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional (Dewanto dan Lestari, 2014).
5.
Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan,
jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan,
serta daya saing produk dalam negeri.
- Tenaga kesehatan gigi
menjamin ketersediaan mutu, keamanan, dan khasiat obatdan alat kesehatan di fasilitas kesehatan gigi.
- Tenaga kesehatan gigi melakukan
perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalah
gunaan obat, serta penggunaan alat kesehatan.
6.
Peningkatan Akses Pelayanan KB Berkualitas yang
Merata.
- Edukasi Prefentif dan promotif
penyakit gigi dan mulut pada Akseptor KB.
Gingivitis
dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor pendukung ialah karena
adanya faktor hormonal. Dimana faktor hormonal mempengaruhi jaringan
periodontal pada wanita disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi. Kandungan
kontrasepsi yang mengandung hormonal seperti progesteron dan estrogen. Efek
dari kedua hormonal tersebut berupa peran biologis yang dapat mengurangi
keratinisasi,meningkatkan jumlah inflamasi pada gingiva,meningkatkan permeabilitas
dan produksi prostaglandin meningkat.
- Sebuah penelitian mengejutkan
berkaitan dengan alat kontrasepsi serta kesehatan gigi ditemukan oleh para
peneliti dari Ware Centre of Dental Excellence di Hertfordshire, Inggris.
Penelitian ini mengatakan bahwa penggunaan pil KB ternyata bisa
menyebabkan gigi Anda meradang dan rusak. Cegah menggunakan obat kumur
antiseptik yang akan membantu Anda untuk mencegah pembentukan plak,
Mengonsumsi makanan sehat dapat memperkuat kesehatan gigi dan mulut.
Sumber :
https://www.merdeka.com/sehat/pil-kb-bisa-sebabkan-gigi-rusak.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar