Pemeliharaan Kesehatan Gigi

Hasil gambar untuk pemeliharaan kesehatan gigi

a.       Memperhatikan pola makan
Makanan yang masuk ke dalam rongga mulut memegang peranan penting dalam menentukan status rongga mulut. Faktor nutrisi yang paling berperan dalam terjadinya karies adalah gula, karena gula merupakan nutrien yang sangat mudah difermentasi dalam mulut. Aktivitas karies gigi dapat meningkat karena konsumsi gula yang mudah melekat di permukaan gigi. semakin sering gula dikonsumsi
diantara waktu makan, tendensi terjadinya karies gigi semakin meningkat karena sisa makanan membentuk plak yang kemudian menghasilkan asam dengan pH dibawah 5,5 maka terjadilah perusakan email gigi sebagai tahap awal munculnya lesi karies. Makanan yang mengandung gula tinggi seperti permen, coklat, cake, eskrim, dan berbagai jajanan manis dan lengket (Sariningsih, 2012).
Menurut Sariningsih (2012) mengatur pola makan yang baik antara lain:
1)      Memilih makanan yang menguatkan dan menyehatkan gigi
Makanan yang mengandung air merupakan faktor penting pada aliran air liur saat pengunyahan. Berbagai makanan yang mampu merangsang keluarnya air liur secara tidak langsung dapat mencegah terjadinya penyakit di dalam rongga mulut.
2)      Mengurangi makanan yang manis dan melekat pada gigi karena dapat mempercepat kerusakan gigi.
3)      Berkumur dengan air setelah makan sehingga sisa makanan tidak melekat pada gigi.
4)      Lebih baik minum air putih daripada minum minuman manis dan asam karena dapat menyebabkan gigi berlubang.
5)      Pada anak-anak kebiasaan pola makan sangat dipengaruhi oleh keluarga serta teman sebaya. Pada anak-anak hindari minum usu botol yang manis terutama waktu tidur. Jangan biarkan anak minum susu sampai tertidur karena plak akan terbentuk dengan adanya kontak terus-menerus antara gigi dan minuman susu.
Gambar terkait
b.      Kebiasaan menyikat gigi
Kebiasaan menyikat gigi menurut Sariningsih (2012) terdiri dari :
1)      Waktu menggosok gigi
Waktu yang terbaik untuk mengosok gigi adalah setelah sarapan dan sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan  yang menempel di permukaan ataupun di sela-sela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam muut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami. Menggosok gigi yang tepat membutuhkan waktu minimal dua menit, apabila menggosok gigi terlalu cepat tidak akan efektif membersihkan plak. Sedangkan menggosok gigi lebih lama lebih baik karena kontak pasta gigi dengan gigi lebih lama sehingga fluor lebih berkontak dengan gigi.

Gambar terkait

2)      Pemilihan dan penggantian sikat gigi
Menurut Sariningsih (2012) Sikat gigi adalah alat berbentuk tangkai yang lurus dimana bagian ujung memiliki bulu sikat, gunanya untuk membersihkan gigi beserta gusi, terhadap sisa makanan dan plak yang melekat pada gigi. ada 3 macam bulu sikat yaitu:
(a)    Soft, bulu halus, baik digunakan untuk anak yang gusinya kurang sehat, mudah berdarah pada waktu menggosok gigi.
(b)   Medium, bulu agak keras.
(c)    Hard, bulu keras.
Pemilihan sikat gigi yang baik yaitu pilih sikat gigi yang berbulu lembut, kaena fleksibel dan efektif membersihkan lekukan dan daerah yang sulit terjangkau. Bulu yang keras dapat menyebabkan gusi mudah terluka, sehingga menyebabkan rasa sakit dan terkikisnya lapisan email terutama pada perbatasan permukaan gigi dan gusi. Pilih sikat dengan kepala sikat yang ramping, karena mudah mencapai daerah gigi paling belakang. (Sariningsih, 2012)
Sikat gigi sebaiknya diganti pada saat kondisi bulu sikat mulai mekar atau menyebar. Kondisi bulu sikat seperti ini tidak akan dapat menyikat gigi secara efektif. Sebaiknya sikat gigi diganti saat kondisi bulu sikat mulai mekar atau menyebar, karena kondisi ini tidak akan efektif untuk menggosok gigi. sebaiknya sikat gigi diganti setelah tiga bulan pemakaian. Tetapi jika dalam waktu seminggu bulu sikat sudah terlihat tidak layak pakai, berarti terdapat kesalahan cara menggosok gigi yaitu bulu sikat terlalu kuat menekan gigi. (Sariningsih, 2012)
3)      Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor

Gambar terkait

Unsur fluor merupakan faktor penting untuk kesehatan gigi, karena fluor dapat merangsang proses remineralisasi gigi, membuat gigi lebih tahan terhadap karies dan menghambat bakteri berkembang dalam mulut sehingga tidak terjadi pembentukan asam. Selain pada pasta gigi, fluor dapet diperoleh dari ikan teri, sawi, teh dan air minum yang mengandung fluor. Penggunaan fluor juga tidak boleh secara berlebihan karena dapat menimbulkan bercak putih pada gigi yang biasa disebut fluorosis. Banyaknya penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor pada saat menyikt gigi yaitu sebesar sebutir kacang tanah.
4)      Cara menggosok gigi
Menurut Sariningsih (2012) cara menggosok gigi yang benar adalah:
1.      Siapkan sikat gigi yang kering dan pasta yang mengandung fluor, banyaknya pasta gigi sebesar sebutir kacang tanah.
2.      Kumur-kumur dengan air sebelum menggosok gigi.
3.      Pertama-tama rahang bawah dimajukan ke depan sehingga gigi-gigi rahang bawah dan gigi-gigi rahang atas merupakan sebuah bidang datar. Kemudian sikatlah gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah dengan gerakan keatas kebawah, bukan ke samping.
4.      Sikatlah semua dataran pengunyahan gigi atas dan gigi bawah dengan gerakan maju mundur dan pendek-pendek. Menyikat gigi-gigi sedikitnya 8 kali gerakan untuk setiap permukaan gigi.
5.      Sikatlah permukaan gigi depan rahang baah yang menghadap ke lidah dengan arah sikat keluar dari rongga mulut.
6.      Sikatlah permukaan gigi belakang rahang bawah yang menghadap lidah dengan gerakan memutar.
7.      Sikatlah permukaan gigi depan rahang atas yang menghadap angit-langit dengan arah sikat keluar dari rongga mulut.
8.      Sikatlah permukaan gigi belakang rahang atas yng menghadap langit-langit dengan gerakan memutar.
9.      Setelah semua permukaan gigi selesai disikat, kumurlah dengan air hanya satu kali saja agar masih ada sisa fluor yang melekat pada gigi, sehingga gigi menjadi kuat, tidak rapuh.

Hasil gambar untuk teknik menggosok gigi

5)      Cara menyimpan sikat gigi
Bersihkan sikat gigi dengan air yang mengalir dan simpanlah sikat gigi dengan posisi tegak dan kepala sikat berada di atas, sehingga sikat gigi mudah kering dan siap untuk dipakai lagi. (Sariningsih, 2012).
6)      Teknik menggosok gigi
Teknik menggosok gigi dapat digolongkan kedalam enam golongan berdasarkan macam gerakan yang akan dilakukan (Putri, dkk, 2013):
(a)    Teknik vertikal
Teknik vertikal dilakukan dengan kedua rahang tertutup, kemudian permukaan bukal gigi disikat dengan gerakan keatas dan kebawah. Untuk permukaan lingual dan palatinal dilakukan gerakan yang sama dengan mulut terbuka (Putri, dkk, 2013).
(b)   Teknik horizontal
Permukaan bukal dan lingual disikat dengan gerakan ke depan dan ke belakang. Untuk permukaan oklusal gerakan horizontal yang sering disebut ‘scrub brush technic’ dapat dilakukan dan terbukti merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatonis permukaan oklusal. Kebanyakan orang yang belum diberi pendidikan khusus, biasanya menyikat gigi dengan teknik vertikal dan horizontal dengan tekanan yang keras. Cara-cara ini tidak baik karena dapat menyebabkan resesi gusi dan abrasi gigi (Putri, dkk, 2013).
(c)    Teknik roll
Teknik ini disebut “ADA-roll Technic”, dan merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisien dan dapat digunakan diseluruh bagian mulut. Bulu-bulu sikat ditempatkan pada gusi sejauh mungkin dari permukaan oklusal dengan ujung-ujung bulu sikat mengarah ke apeks dan bulu sikat digerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga bagian belakang dari kepala sikat bergerak dengan lengkungan. Pada waktu bulu-bulu sikat melalui mahkota klini, kedudukannyahampir tegak lurus permukaan email. Gerakan ini diulang 8-12 kali setiap daerah dengan sistematis sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini terutama sekali menghasilkan pemijatan gusi dan juga diharapkan membersihkan sisa makanan dari daerah interproksimal (Putri, dkk, 2013).
(d)   Teknik bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 45° terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apikal dengan ujung-ujung sikat pada tepi gusi. Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat. Sikar digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan ke belakang selama kurang lebih 10-15 detik ke setiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. untuk menyikat permukaan bukal dan labial, tangkai dipegang, dalam kedudukan horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudut (agak horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertikal (Putri, dkk, 2013).
(e)    Teknik fisiologik
Untuk teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu yang lunak. Tangkai sikat gigi dipegang secara horizontal dengan bulu-bulu sikat tegak lurus terhadap permukaan gigi. metode ini didasarkan atas anggapan bahwa penyikatan gigi harus menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Setiap kali dilakukan beberapa kali gerakan sebelum berpindah ke daerah selanjutnya. Teknik ini sukar dilakukan pada permukaan lingual dari premolar dan molar rahang bawah sehingga dapat diganti dengan gerakan getaran dalam lingkaran kecil (Putri, dkk, 2013).
(f)    Teknik fones
Bulu-bulu sikat ditempatkan tegak lurus pada permukaan bukal dan labial dengan gigi dalam keadaan oklusi. Sikat digerakan dalam lingkaran-lingkaran besar sehingga gigi dan gusi rahang atas dan rahang bawah disikat sekaligu. Daerah interproksimal tidak diberi perhatian khusus. Setelah semua permukaan bukal dan palatinal disikat dengan gerakan yang sama, hanya dalam lingkaran-lingkaran yang lebih kecil. Karena cara ini agak sukar dilakukan di lingual dan palatinal, dapat dilakukan gerakan maju-mundur untuk daerah ini (Putri, dkk, 2013).

2 komentar:

Isu Strategis Pembangunan Kesehatan

Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 2019 1.     Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak, ...